Perjalanan Muniswaran, Dari Tukang Cuci Piring Hingga COO Pollux Hotel Group

Bisnishotel, SEMARANG – Muniswaran N. memulai kariernya di dunia perhotelan dari nol. Tak banyak yang mengetahui kisah pria yang kini menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) Pollux Hotel Group (POLI) tersebut. Sebelum menduduki jabatan tersebut, Muniswaran telah malang melintang di berbagai hotel dan restoran.

“Saya mengawali karier dari menjadi tukang cuci piring di Shangrila Rasa Sayang Resort, Penang, Malaysia dan sampai ke Conrad International Centennial Singapore sebagai Pre-opening Restaurant Manager. Saya pergi dari Singapura ke Brunei dari negara tersibuk ke salah satu negara kecil terkaya di Asia,” jelas Muniswaran, Rabu (4/11/2021).

Di Brunei, Muniswaran dipercaya sebagai Food & Beverage Manager saat Sheraton Utama Brunei Darussalam melakukan re-branding menjadi Radisson Hotel Brunei. “Saya memiliki pengalaman selama 6 tahun dan bergabung sebagai General Manager untuk PAR F&B Group dengan lebih dari 500 karyawan dan 6 kebangsaan,” jelasnya.

Dari keberhasilannya di 3 negara tersebut, Pollux Hotel Group akhirnya mengajak Muniswaran untuk bergabung. “Karena ingin memiliki portofolio yang lebih besar, Pollux Hotel Group menerima saya sebagai Chief Operating Officer untuk mengelola divisi perhotelan dengan ekspansi yang sangat cepat dari Semarang ke wilayah Indonesia dan Asia,” jelasnya.

Dalam menjalankan tugasnya, Muniswaran selalu memegang teguh motto hidupnya, yaitu “You Promise, You Deliver” juga “To Work in a Company That Cares”. Prinsip itulah yang kemudian terus memantik semangatnya dalam memberikan pelayanan yang terbaik.

Terkait pandemi Covid-19, Muniswaran menjelaskan bahwa penanganan yang dilakukan pemerintah telah cukup efektif dalam menekan penyebaran kasus. Bahkan, pria tersebut mengaku ada 2 orang hebat yang berhasil menginspirasinya.

“Ada 2 orang hebat dari Semarang, yaitu Pak Ganjar dan Pak Hendi yang sudah membuat keajaiban dalam waktu cukup singkat dan mengubah kasus Covid-19 tertinggi menjadi kasus Covid-19 terendah, [yaitu] di Kota Semarang. Dan hal tersebut berdampak pada penurunan level PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dari 4 ke 1 sehingga hasilnya Kota Semarang dibanjiri oleh wisatawan,” jelas Muniswaran.

COO POLI tersebut juga menyebut bahwa pelonggaran PPKM yang terjadi di Kota Semarang telah memberikan dampak positif bagi pengelola hotel, restoran juga Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). “Ini akan menjadi tahun yang baik untuk mendatangkan banyak wisatawan,” tambahnya.

Related posts