
Bisnishotel.id, BANDUNG – Di tengah hangatnya efisiensi anggaran yang dilakukan oleh Presiden ke-8 Prabowo Subianto membuat Industri perhotelan berguncang.
Dengan adanya kebijakan tersebut dinilai akan mengurangi pendapatan hotel terhadap kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) dari berbagai perusahan salah satunya dari pemerintahan.
Kendati demikian, Yasmine Maulidya selaku Cluster Executive Assistant Manager InterContinental & Hotel Indigo Bandung Dago Pakar menanggapinya dengan penuh optimis untuk tetap berjuang dan berinovasi agar tetap menjaga okupansi hotel di Jawa Barat khususnya di Bandung masih tetap mencapai target yang diharapkan.
“Dengan kebijakan ini sedikit banyak memang sudah mulai terasa, karena walaupun di hotel kami segmennya tidak terlalu banyak pemerintahan, tetapi berdampak pada BUMN atau lembaga lain yang membatalkan pemesanan karena adanya efisiensi tersebut,” ujar Yasmine saat dihubungi Bisnis, Jumat (14/2/2025).
Tercatat hingga pertengahan bulan Februari 2025 jumlah pemesanan untuk kegiatan MICE mencapai kurang lebih 30 pemesanan namun beberapa melakukan pembatalan.
“Sejauh ini sih sebenarnya kurang dari 10 sih yang melakukan pembatalan, jadi sekitar 20% lah,” katanya.
Menurutnya dengan situasi seperti ini pihaknya akan terus berinovasi untuk menciptakan trobosan baru dan membuat okupansi hotelnya tetap stabil.
“Untuk mengisi weekdays dari Hari Minggu ke Kamis, kita memprioritaskan ambil pesanan penggunaan ruang meeting dan kamar, jadi kita menghindari ambil pemesanan ruang meeting tanpa kamar. Jadinya sekarang ini terpaksa kita harus bikin strategi baru untuk menggaet perusahaan – perusahaan swasta yang masih bisa melakukan kegiatan keluar kota, keluarga – keluarga diantaranya dengan menawarakan paket budling ruang meeting dan kamar, paket bundling liburan, dan lainnya, jadi tidak mengandalkan segmen MICE,” jelasnya.
Tetapi sepengalamannya selama bekerja di Industri perhotelan di daerah Bandung biasanya para tamu selalu ada kebanjiran pemesanan kamar.
“Biasanya sih jika sekarang masih tercapai 54% dari target, menuju akhir bulan suka tiba – tiba ada pemesanan kamar. Maka dari itu bulan Februari ini setidaknya kita akan mencapai target,” ungkapnya.
Adapun upaya yang dilakukan untuk menjaga Break Even Point (BEP) atau titik keseimbangan dengan melakukan beberapa penghematan pada pengeluaran operasional seperti pemadaman lampu, AC, dan lift di beberapa tempat.
“Jika okupansi kurang dari 60% kami akan melakukan pemadaman lampu, pemadaman penggunaan AC jika tidak digunakan, dan membatasi penggunaan lift,” tuturnya.
Iapun berharap pemerintah pusat akan mengkaji lebih dalam terhadap kebijakan efisiensi ini.
“Saya berharap pemerintah akan mengkaji ulang kebijakannya agar tidak berdampak lebih besar pada Industri perhotelan. Dan untuk hotel-hotel lain juga tetap semangat untuk terus berinovasi tanpa harus melakukan kebijakan ekstrim salah satunya menurunkan harga hotel. Disini saya rasa harus selalu kompak dan kerja sama,” harapnya.
