Bisnishotel, BALI – Mantan Chairman Bali Hotel Association (BHA) Ricky Putra pernah menjadi petinggi hotel di berbagai belahan dunia. Ricky sekarang memilih membesarkan brand Sudamala Resorts, jaringan butik resort yang memiliki properti di Bali, NTB dan NTT. Apa yang menjadi targetnya dan bagaimana arah pengembangan Sudamala Resorts. Berikut ini petikan wawancaranya.
Bisakah diceritakan sampai akhirnya berlabuh di Sudamala Resorts setelah bertahun-tahun di jaringan international?
Saya sebenarnya sudah beberapa tahun di jaringan hotel lokal setelah beberapa tahun di chain international. Terakhir di daerah Pecatu dan melewati masa pandemi. Sebenarnya saya melewati masa kerja saya di tempat sebelumnya, bahkan saya bisa berkolaborasi dengan tim dan pemiliknya, terbukti dengan hasil – hasil yang sudah kami dapatkan.
Namun kemudian saya mendapatkan kesempatan untuk bekerja di Sudamala Resorts sekitar dua tahun lalu untuk membantu operasional dan membesarkan nama brand Sudamala itu sendiri dengan ekspansi ke beberapa daerah. Setelah berbagai pertimbangan, akhirnya saya menerima kesempatan ini, dengan melihat potensi Sudamala yang besar sebagai brand local dengan berlokasi di tempat – tempat eksotis di Indonesia dan kami ingin menjunjung kearifan local.
Bisa diceritakan Sudamala Resorts ini sekarang sudah memiliki berapa properti?
Tahun ini kami sudah memiliki 191 kamar dan segera akan ada pengembangan resort di Ubud dengan jumlah 46 kamar. Properti kami total akan ada 6 termasuk yang sedang dalam pengembangan di Ubud ini.
Properti Sudamala pertama di Sanur didirikan pada 2011, setelah itu daerah Senggigi pada 2013 berdiri, lalu selanjutnya Sudamala berekspansi ke Seraya di Labuan Bajo NTT pada 2017, dan Amed – Bali pada 2018, lalu terakhir ke Komodo pada 2021.
Khusus di Amed, konsep kami sangat unik, memiliki 7 kamar sehingga sangat mengedepankan intimasi, selanjutnya di Seraya, kami memiliki konsep Bungalow yang menjadi tipe kamar andalan, dan pada 3 bulan lalu, kami baru saja menambah 6 unit Premium Bungalow dan sunset bar, yang saat ini sangat happening dengan pemandangan keindahan alam yang tidak bisa ditemukan dimanapun.
Apa yang membedakan property Sudamala Resort dengan jaringan hotel lain?
Sudamala Resort membedakan dirinya dari resort lain bahwa ada beberapa prinsip dasar penting dari Sudamala Resorts.
Sudamala menekankan pengalaman budaya lokal yang mendalam, termasuk penyajian cerita rakyat dan kegiatan lain yang memperkenalkan tamu pada warisan budaya daerah tersebut. Desain interior dan arsitektur Sudamala lebih terinspirasi oleh budaya lokal, menggunakan bahan dan motif tradisional untuk menciptakan suasana yang autentik.
Semua Sudamala Resort dibuat lebih kecil dari jumlah inventory dengan konsep lifestyle boutique, Sudamala Resort, Sanur memiliki kamar 34 kamar, Amed Lodge 7 kamar, Sudamala Resort, Senggigi 35 kamar, Sudamala Resort Komodo 84 kamar dan Sudamala Resorts Seraya 31 kamar. Ini dapat memberikan pengalaman yang lebih intim dan pelayanan yang lebih personal kepada tamu.
Lalu Sudamala Resort memiliki fokus yang lebih besar pada keberlanjutan dan konservasi lingkungan, dengan upaya-upaya seperti penggunaan bahan ramah lingkungan dan program-program perlindungan lingkungan.
Sudamala Resort juga terlibat dengan komunitas lokal, melalui program-program seperti pengembangan ekonomi lokal, pendidikan, atau dukungan terhadap kegiatan budaya lokal.
Semua ini menjadi faktor yang membedakan Sudamala sebagai destinasi penginapan yang tidak hanya mewah, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih dalam dan berarti bagi tamu.
Melihat dari jumlah property dan interior yang ditonjolkan, segmen pasar apa yang diincar oleh Sudamala Resorts?
Kami merupakan lifestyle boutique resort yang menonjolkan kearifan lokal. Dimana titik berat pasar kami tentu honeymooners maupun pasangan muda yang saat ini no 1 berasal dari Australia, Eropa dan domestik, Indonesia.
Apa misi sebenarnya yang ingin disampaikan oleh Sudamala?
Di semua properti, kami mencoba creating memorable sehingga masing-masing area itu ada unik selling pointnya. Bali memiliki tradisi yang beragam, daerah Sanur khususnya juga memiliki banyak tempat bersejarah, contohnya prasasti Blanjong.
Lalu misalkan di Senggigi, kami membuat program tour ke pengrajin mutiara lalu singgah ke tempat pembuatan gula aren. Lalu tamu kami yang di Flores, kami menyediakan juga tour ke Wae Rebo, daerah yang sangat historikal dan unik dengan tradisinya.
Sehingga tamu kami tidak hanya memiliki pengalaman bermalam di resort kami, tapi mempelajari sejarah dan tempat – tempat indah yang belum tentu semua orang mengetahui.
Dan juga tentu ini tidak lepas dari visi dan misi sudamala, kalau visi nya kan jelas we want to be the prefered resort destination. Artinya kami menjadi resort yang menjadi tempat untuk disenangi tamu-tamu. Visi kedua menjadi employee choice, menjadi tempat orang itu meniti karir, bukan saja bekerja, tapi juga mengembangkan karirnya.
Missionnya ini juga sangat penting di dalam Sudamala, yang mana misinya adalah creating memorable experience dan pelayanan yang lebih personalize. Kami mengajak tamu kami mengenal dengan tradisi dan budaya destinasi tujuan mereka dan mengenal lingkungan di sekitar sana.
Pesaing Sudamala sangat banyak tidak hanya jaringan hotel international tetapi jaringan lokal. Apa yang kemudian ingin diangkat dari merek Sudamala ini? Team yang solid. Kami menjunjung potensi kemampuan masing – masing orang, kami juga ingin menonjolkan potensi dan kemampuan setiap orang dengan latar belakang yang berbeda – beda. Saya merasakan bagaimana manajemen Sudamala sangat mendukung team solid kami, di semua resort.
Kami memiliki tiga pilar operasional, pertama adalah memorable experience, lalu kedua adalah memorable services, dan yang ketiga adalah sustainability, ini yang menjadi we walk the talk, tidak hanya bicara saja, saat ini kami memiliki posisi baru yakni Sustainability Director, yang memiliki peranan mendukung semua program, sustainbility yang menjadi core kami saat ini. kami melakukan small step secara bertahap, we are not dreaming, tapi kami lakukan langkah demi, tapi yang memberi implikasi langsung.
Program sustainibility yang saat ini kami bisa lakukan tidak memakai plastik sekali pakai, kerjasama dengan melakukan CSR di area kita, kita melakukan recycling, amenities di kamar juga no plastik. Sikat gigi pun sudah tidak plastik, membuat kompos sendiri dan melakukan penanaman bahan baku makanan sendiri.
Yang ketiga yang tidak kalah pentingnya adalah kita selalu ngomongin menjujung kearifan lokal yang sangat kental, makanya dimanapun kami selalu ingin menonjol dengan tiga pilar ini.
Semua properti Sudamala berada di kawasan Bali, NTB, dan NTT. Tidak ada rencana ekspansi ke luar tiga daerah itu? Untuk sementara Bali Nusra. Tiga provinsi ini sangat besar potensi nya. Langkah ini dapat memungkinkan Sudamala untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan menawarkan pengalaman menginap yang unik di lokasi-lokasi yang berbeda.
Kami memiliki tagline Indonesian Odyssey dari tiga pulau yang menjadi lokasi Sudamala. Dari Bali wisatawan bisa ke Lombok, kemudian ke Flores. Istilahnya pengembaraan pulau.
Journeynya di tiga pulau eksotik. Ini juga kami create untuk meyakinkan tamu bahwa you can experience Indonesian Oddysey, setelah dari Bali kamu mau kemana, ke Lombok, silahkan di Sudamala Senggigi, habis itu kamu mau ke Flores, stay di Sudamala Resort Seraya atau Sudamala Resort Komodo, dan sudah banyak tamu kami return guest, yang ke Bali mereka tidak pernah bosan, tapi kalau dulu mungkin stay 2 minggu, sekarang mungkin staynya seminggu disini, kemudian ke Lombok 2 hari, habis itu ke Labuan Bajo 4 hari.