Ini Dia Sejarah Kopi di Jawa Barat

Perkebunan Kopi di Gunung Puntang/Bisnis-Novi
Perkebunan Kopi di Gunung Puntang/Bisnis-Novi
Perkebunan Kopi di Gunung Puntang/Bisnis-Novi

Bisnishotel.com, BANDUNG – Jawa Barat merupakan salah satu penghasil biji kopi terbaik di Indonesia. Dibalik biji kopi itu, terdapat perjalanan panjang yang dilalui mulai dari tahun 1677 silam.

Pemilik Siki Coffee Asep Tarhono mengatakan di tahun 1677, VOC atau Asosiasi Perdagangan Belanda berhasil merebut wilayah Priangan Barat dan Tengah. Di tahun 1689, muncul benih kopi arabika pertama dari India yang dibawa oleh Belanda.

“Biji itu ditanam di pinggiran Kota Batavia dan Pulau Jawa. Tapi, sayangnya, biji kopi itu gagal tumbuh karena adanya banjir dan gempa bumi,” katanya, pada Senin (1/10/2018).

Baca Juga: Daftar Oleh-oleh yang Harus Dibeli di Purwakarta

Kopi/Bisnis-Novi
Kopi/Bisnis-Novi

Di tahun 1699, benih kopi ditanam kembali di Priangan Barat dan barulah kali ini berhasil tumbuh dengan baik. Biji kopi yang ditanam di Priangan Barat pun mulai di ekspor ke Eropa di tahun 1711.

Kopi yang paling mendominasi pada saat itu adalah kopi yang ditanam di Kabupaten Cianjur. Sekitar ¾ pasar kopi di dunia berasal dari Priangan dan dikenal dengan nama Java Coffee. Pada saat itu, harga 1 pikul kopi dikenakan biaya 5 rijkdaaler (satu ringgit Belanda setara dengan 2.5 gulden).

Di tahun 1807, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Deandels pun membagi wilayah penghasil kopi, yaitu Kabupaten Cianjur, Sumedang, Bandung dan Parakanmuncang. Hingga saat ini, wilayah-wilayah tersebut tetap dipertahankan sebagai penghasil kopi di Jawa Barat.

Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya minat masyarakat pada kopi, terdapat banyak produsen pengolah kopi, festival serta coffee shop yang enak sekaligus nyaman di Jawa Barat.

Related posts