Lawangwangi Creative Space Gelar Showcase Pameran Tunggal Lian Sahar

Pengunjung sedang mengamati karya Lian Sahar – Istimewa

Bisnishotel.id, BANDUNG – Lawangwangi Creative Space Gelar Showcase Pameran Tunggal Lian Sahar. Tercatat 61 karyanya akan dipajang mulai tanggal 21 Februari – 22 Maret 2025.

Pria yang lahir pada tahun 1933 dan wafat pada tahun 2010 adalah perupa, desainer juga mantan pengajar desain reklame dan interior di STSRI – ASRI (sekarang ISI Yogyakarta).

Dirinya pernah mengenyam pendidikan seni dan desain di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) dan pendidikan seni rupa di Institute Teknologi Bandung (ITB).

Goresan dan sapuan kuas, serta teknik olah garis, bentuk, dan bidang pada karyanya mampu memunculkan kesan yang dinamis. Senantiasa ada gerak, perpindahan, atau perubahan yang tak diam. Ini adalah manifestasi pemahaman bahwa tak ada ide, konsep, pemahaman, dan ideologi apapun yang melulu begitu saja.

Dwi Marianto selaku kurator pameran showcase Lian Sahar di Lawangwangi Creative Space memberi catatan penting mengenai karyanya di dalam kuratorial.

“Lian Sahar adalah satu dari banyak seniman yang terstigma politik lantaran dianggap berpihak, atau terasosiasi dengan Kelompok Kiri,” ujarnya saat ditemui Bisnis di Lawangwangi Creative Space, Jumat (21/2/2025).

“Ada kontradiksi di sini, Lian Sahar terstigma Kiri, tetapi rasa dan nilai yang terpancar pada karya Lian Sahar justru ke Kanan,” tambahnya.

Menurut Dwi, Lian Sahar juga adalah salah satu seniman yang berani menyembunyikan identitasnya disetiap karya, terlihat dari beberapa karyanya tidak ada tanggal pembuatan, tahun pembuatan, hingga tanda tangan.

Namun, setiap karyanya selalu dapat memberikan makna dan keindahan yang berbeda saat dilihat dari berbagai sudut pandang.

Akuisisi Karya Lian Sahar

Muhammad selaku dosen pascasarjana Studi Pariwisata UGM sekaligus kolektor yang mengoleksi karya-karya Lian Sahar lebih dari 20 tahun hingga terkumpul ratusan karya, mengungkapkan setiap goresan tangan dari Lian Sahar mampu eksplorasi karya dwimatra dan trimatra.Garis pada karya Lian Sahar memukau saya hingga saya melihat sosok seniman yang bisa eksplorasi karya dwimatra dan trimatra dengan menakjubkan. Terutama garis tipis dan tebal. Saya suka karya Lian Sahar sejak tahun 1994 mulai kenal dan dekat secara personal dengan Lian Sahar,” katanya.

Namun, iapun menjelaskan alasan perpindahan sejumlah koleksi karya Lian Sahar kepada ArtSociates disebabkan oleh kredibilitas lembaga ArtSociates dipandang responsible untuk mewarisi aset kebudayaan bangsa Indonesia ini.

ArtSociates lembaganya jelas jadi saya percaya dan menyerahkannya kepada Andonowati selaku pemilik lembaga ArtSociates dan Lawang Wangi Creative Space,” ungkapnya.

Sedangkan Andonowati menjelaskan alasannya mengkoleksi karya Lian Sahar karena karyanya patut untuk dilestarikan sekaligus mengenalkan kepada generasi muda yang memiliki jiwa seni agar dapat menikmati karya dari Lian Sahar.

“Saya mengoleksi karya-karya Lian Sahar atas pertimbangan urgensi penyelamatan karya Lian Sahar agar bisa diapresiasi oleh pecinta seni dan masyarakat umum sebagai bagian dari sejarah seni rupa Indonesia. Itu saya lakukan karena melihat cara penyimpanan karyanya menyebabkan banyak karya rusak diserang rayap. Saya sedang memikirkan cara pengelolaan,” kata Andonowati.

Related posts