PHRI Respons Isu Pariwisata Lesu

Illustrasi Okupansi Hotel – Istimewa

Bisnishotel.id, JAKARTA — Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyatakan kinerja sektor pariwisata selama periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) belum dapat disimpulkan secara menyeluruh. Pasalnya, data aktual terkait pergerakan wisatawan dan tingkat okupansi hotel masih dalam proses pengumpulan.

Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran mengatakan hingga saat ini belum tersedia data komprehensif yang dapat menggambarkan kondisi riil pariwisata selama momen Nataru. Menurutnya, evaluasi kinerja baru dapat dilakukan setelah periode libur selesai dan data terkonsolidasi.

“Natarunya sendiri belum terbaca sebenarnya. Nataru baru beberapa hari, proses data itu tidak langsung keluar. Jadi kalau dibilang penurunan, itu penurunan yang secara year on year memang sudah terjadi,” ujar Maulana, dikutip Selasa (30/12/2025).

Meski demikian, Maulana mengungkapkan hampir seluruh daerah di luar Pulau Jawa mencatatkan koreksi kinerja perhotelan. Berdasarkan laporan sementara yang diterima PHRI, tingkat okupansi hotel secara tahunan mengalami penurunan mendekati 5%.

Menurut dia, pelemahan tersebut terutama dipicu oleh berkurangnya permintaan dari segmen pemerintah. Selama ini, aktivitas perjalanan dinas dan kegiatan pemerintah menjadi salah satu penopang utama industri perhotelan di berbagai daerah.

PHRI juga mencatat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi wilayah dengan tingkat okupansi tertinggi sejauh ini selama periode Nataru. Namun, data tersebut masih bersifat sementara dan belum dapat dijadikan cerminan kinerja pariwisata nasional secara keseluruhan.

Sementara itu, sejumlah wilayah lain mencatatkan tingkat hunian hotel yang relatif rendah. Kondisi ini terutama terjadi di luar Pulau Jawa, termasuk Sulawesi Selatan, dengan tingkat okupansi hotel di Makassar dilaporkan hanya berada di kisaran 35%.

“Okupansinya berdasarkan dua hari ini. Di Sumatra juga seperti itu, ada beberapa yang mengalami penurunan, kecuali Sumatra Selatan yang melaporkan cukup tinggi,” kata Maulana.

Di sisi lain, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) membantah adanya penurunan signifikan kunjungan wisatawan ke Bali selama libur Nataru. Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyebut kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali justru masih mencatatkan pertumbuhan.

Berdasarkan data Kemenpar, jumlah wisman ke Bali telah mencapai sekitar 6,8 juta kunjungan dan masih ditargetkan meningkat hingga 7 juta kunjungan. Adapun penurunan tercatat pada wisatawan nusantara, yang diduga dipengaruhi faktor cuaca dan informasi kondisi alam.

“Memang wisatawan nusantaranya sedikit menurun, mungkin karena informasi cuaca kurang baik dan faktor lainnya,” ujar Widiyanti dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (26/12/2025).

Meski demikian, Widiyanti menegaskan Bali tetap ramai selama libur Nataru. Penurunan yang terjadi relatif terbatas, yakni sekitar 2%. Ia juga menyebut wisatawan domestik cenderung mengalihkan tujuan perjalanan ke wilayah lain di Pulau Jawa, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, serta Yogyakarta yang mencatatkan peningkatan kunjungan signifikan.

Related posts