Bisnishotel, BANDUNG – Donni Arifianto atau sering disebut Donni, memamerkan karya tunggalnya di De Braga by ARTOTEL Bandung yang berada di jalan Braga no. 10 Kota Bandung.
Karya Donni yang dipamerkan kali ini yaitu kecenderungan “tumpang tindih” seperti yang pernah disampaikan oleh Rifky “Goro” Effendy dalam pengantar pameran tunggal sebelumnya nampak menjadi pola yang utama dalam proses berkarya Donni. Didalam karyanya masih bisa menemukan teks, objek ataupun ikon yang saling tumpang tindih dan dalam keriuhan tumpang tindih ini akan terbentuk algoritma identitas Donni.
Pada karya Donni dapat melacak jejak praktek apropriasi dan juga modus alegorik. Kendati citraan yang muncul pada karya, seperti teks berupa kalimat atau frase, objek, ikon, dan lain-lain seperti yang muncul secara acak yang pada kenyataannya semua itu tidak serta merta muncul.
Donni mencoba mengurai kode-kode yang dimiliki oleh setiap citraan yang akan ia tampilkan pada karyanya. Kemudian dihadirkan dalam satu kesatuan pada sebidang karya, perpaduan setiap citra yang muncul itu menjadi bentuk sebuah kode baru dengan algoritma yang baru dan khas sehingga memungkinkan memiliki sebuah teks baru.
Donni tidak mengambil tema-tema besar ke dalam karya – karyanya. Bahkan ide maupun gagasan pada setiap karyanya tersebut tak jarang terinspirasi dari hal-hal yang tidak jauh dari kehidupan kesehariannya secara pribadi maupun secara komunal yaitu lingkungan pergaulan Donni sehari-hari.
Meskipun setiap individu menggunakan sebuah platform media sosial yang sama, namun pengalaman bermedia sosialnya tidak akan pernah sama, disitulah sebuah sistem algoritma bekerja dalam melakukan personalisasi materi apa saja yang akan dilihat, diterima, terhubung, dan berinteraksi pada seorang individu. Hal ini terbentuk berdasarkan preferensi personal, kebiasaan dan lingkungan pengguna platform media sosial tersebut.
Bahkan Donnipun selalu mengadaptasi situasi saat ini dengan tidak membatasi pada satu media atau teknik tertentu. Kecenderungan teknis melukis konvensional akan berpadu dengan beragam teknik lain seperti stencil, gambar, tulisan, cetak gosok dan lainnya muncul secara bersamaan. Sekilas akan dapat melihat kecenderungan visual yang dekat dengan kecenderungan seni jalanan dan graffiti pada dinding namun Donni hadirkan pada sebidang kanvas yang terentang pada kayu spandram layaknya sebuah dinding lukisan konvensional.