Kisah Atep Nurdin, Pemuda Baleendah dari Dipecat hingga jadi Enterpreneur Furnitur

Bisnishotel, BANDUNG – Atep Nurdin semula putus harapan. Setelah ia di pecat dari tempatnya bekerja saat Pandemi Covid-19 melanda sekira 2020 lalu.

Bagaimana tidak, Atep yang menggantungkan rezeki di tempatnya bekerja, yakni tempat produksi furniture untuk menghidupi keluarganya, tetiba harus kehilangan mata pencaharian karena Covid-19.

Lebih dari tiga bulan Atep kesana-kemari melamar untuk bekerja. Namun tentu saja, pada saat itu perusahaan tengah berhemat, bahkan tak sedikit yang merumahkan pekerjanya. Alhasil, Atep simpan kembali map berisi surat lamaran ke lemarinya.

Insting Atep untuk bertahan dari badai Pandemi Covid-19 diuji. Berbekal gergaji dan bor, Atep mulai memotong lembaran-lembaran kayu yang ia miliki, membuatnya menjadi sebuah meja belajar anak.

Ide tersebut didapat Atep tidak serta merta. Justru karena kejelian mata Atep melihat di market place beragam perlengkapan yang berbahan dasar kayu yang ia bisa buat dengan dua alat yang ia miliki.

Dari satu buah meja belajar anak, Atep akhirnya menyelesaikan 50 buah untuk ia jual pertama kalinya, menjajaki jalan menjadi enterpreneur di bidang yang ia kuasai.

Dari mulai menawarkan dari mulut ke mulut, hingga memanfaatkan sosial media, Atep jajakkan meja belajar anak portabel tersebut. Sedikit demi sedikit ia bisa mengembalikan modal dan mengambil sedikit untung untuk membeli perlengkapan perkakas untuk produksi.

“Waktu itu saya dapat Rp2.000.000, kemudian dijadikan modal lagi, untuk beli bahan dan peralatan,” kata Atep, kepada Bisnis.

Buah kejelian Atep tak sampai di situ, dari kegiatannya berselancar di sosial media, ia kemudian mendapat informasi untuk menjadi mitra salah satu penyedia bahan furnitur. Yakni Taco. “Akhirnya saya ketemu tuh, menjadi Mitra Taco untuk dilatih menjadi enterpreneur,” kata Atep.

Dari sana, Atep mulai mengosongkan “cawan” untuk mengisinya dengan pengetahuan baru, mulai dari strategi produksi, hingga cara memasarkan produknya di berbagai platform market place. “Saya dibekali pengetahuan sampai bagaimana menjualnya di market place,” imbuhnya.

Hasilnya, berangsur Atep sukses meningkatkan kapasitas produksi dan tentu saja penjualannya. Dalam sehari, ia mampu menjual mulai dari puluhan, hingga akhirnya mampu tembus menjual produk meja belajar lipat anak ini hingga 2.000 buah per hari.

“Top nya saya pernah menjual hingga 2.000 per hari selama beberapa bulan, bertahan cukup lama,” jelasnya.

Dari hasil menjual meja belajar lipat anak yang ia banderol Rp45.000 per hari, ia bisa meraup omzet cukup menggiurkan. Namun, Atep enggan membocorkan nilai tersebut dan memilih untuk menganalogikannya saja. “Bersihnya ya bisa sampe 5-6 kali lipat dari pendapatan saya dulu,” jelasnya.

Atep tak hanya sendiri, dari giatnya dia belajar bagaimana memasarkan produknya, Atep kini sukses membuka jejaring resellet di berbagai daerah. “2.000 unit itu dibantu oleh reseller yang ada di luar kota,” jelasnya.

Kini, meski ia akui penjualannya tidak semenarik pada masa pandemi lalu, namun ia kini bergerak maju. Ia kini terus mengembangkan skala bisnisnya dengan merangsak ke pasar kitchen set.

“Walau pun penjualan meja belajar lipat anak menurun, tapi terganti dengan penjualan kitchen set,” jelasnya.

Assistant Manager Community Development TACO, Danny Kwakar memastikan pihaknya akan terus meningkatkan skala Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendongkrak para mitranya.

“TACO senantiasa terus berinovasi baik melalui produk maupun kolaborasi. Program Mitra TACO hadir menjadi sebuah komunitas pertama yang diluncurkan oleh perusahaan penyedia solusi interior di Indonesia. Terdapat banyak sekali keuntungan dalam mengikuti program Mitra TACO, antara lain dapat menambah pengetahuan dalam berbisnis, melalui pelatihan pengaplikasian produk hingga pemasaran digital di bidang furniture dan interior,” terang Danny.

Program CSR Mitra TACO yang dicetuskan pada masa pandemi lalu, dalam kurun waktu 1 tahun kini telah berhasil memberdayakan sebanyak lebih dari 3.000 pelaku usaha di bidang furniture dan jasa interior di 47 kota seluruh Indonesia, termasuk diantaranya di Jawa Barat. Atas upayanya tersebut TACO berhasil meraih penghargaan CSR Awards pada kategori UMKM dari TOP CSR Awards 2022. (K34)

Related posts